Jakarta, Sanggabuananews.com – Aksi lanjutan mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025), diwarnai kericuhan. Massa melempar botol, kayu, dan bambu runcing ke arah pagar gedung, serta membakar tumpukan sampah hingga menimbulkan asap pekat.
Dari atas mobil komando, salah satu orator menyerukan tuntutan keras. “DPR hanya berpihak pada oligarki! Bubarkan DPR sekarang juga!” teriaknya. Seruan itu dibalas gemuruh teriakan massa, seperti “Revolusi! Revolusi!”, “DPR pengkhianat rakyat!”, hingga “Kami tidak takut, rakyat lawan oligarki!”
Kericuhan mulai pecah sekitar pukul 14.20 WIB, ketika lemparan botol, kayu, dan bambu runcing diarahkan ke pagar DPR. Suasana makin panas setelah beberapa orang membakar sampah di depan gerbang utama, menyebabkan asap hitam mengepul dari balik barikade beton.
Beberapa demonstran juga mencorat-coret tembok DPR dengan cat semprot, menuliskan kalimat “DPR BAB*”, “DPR Bungkam Rakyat”, dan simbol perlawanan di sisi kiri dan kanan gerbang.
Sekitar pukul 13.50 WIB, rombongan mahasiswa berdatangan dari arah Jalan Gerbang Pemuda. Mereka mengenakan atribut almamater biru Universitas Pancasila, almamater biru tua Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), serta kaus ungu Universitas Tangerang Raya.
Di barisan depan, bendera Merah Putih, bendera organisasi mahasiswa, serta bendera ormas MKGR berwarna merah-oranye dikibarkan. Tiang bendera terbuat dari bambu dan pipa besi yang disebut diambil dari sekitar Flyover Ladokgi. Massa juga membawa bambu runcing sepanjang dua meter sebagai simbol perlawanan, sembari menyanyikan lagu perjuangan “Buruh Tani” dengan lantang.
Setibanya di depan Gedung DPR, mahasiswa langsung bergabung dengan massa aksi lain yang sudah lebih dulu tiba. Yel-yel dan orasi menggema di sepanjang pagar DPR. “Kami datang bukan untuk diam, kami datang untuk melawan!” teriak seorang peserta. “DPR tidak lagi mewakili rakyat, DPR harus dibubarkan!” sambung yang lain.
Sebelumnya, ribuan buruh dari berbagai konfederasi sudah melakukan aksi di lokasi sejak pukul 10.00 hingga 13.00 WIB. Hingga pukul 14.40 WIB, massa masih bertahan dengan tensi tinggi, sementara aparat keamanan tetap berjaga ketat dari balik pagar tanpa melakukan tindakan represif.
Sumber: Kompas